Rabu, 31 Januari 2018

Pengalaman Pribadi


Tugas Sekolah

Liburan buah hati sekolah umumnya dibarengi dengan tugas sekolah untuk menyebutkan pengalaman menyenangkan dikala tamasya. Tetapi sekali-sekali kamu kesusahan dalam merangkai kata dikala membikin cerita pengalaman pribadi.
Supaya cerita pengalaman tamasya sekolahmu menarik, kamu dapat menghasilkan figur-figur cerita di bawah ini sebagai inspirasimu dalam menulis.
Cerita Pengalaman Liburan Sekolah Tak Terlupakan di Pantai
Pantai merupakan destinasi tamasya yang ramai dikala tamasya sekolah. Hampir seluruh siswa pernah ke pantai. Berikut figur karangan tentang pengalaman tamasya ke pantai.

Wisata ke Pantai Bajul Mati dikala Libur Sekolah

Sudah sejak seminggu lalu orangtuaku berencana untuk tamasya ke pantai, mengingat saya dan adik sedang tamasya sekolah, sekaligus sebagai hadiah sebab kemaren lusa adikku merayakan ulang tahun.
Jam masih menampakkan pukul 04.56 pagi, tetapi saya dan keluarga sudah bersiap pergi ke pantai Bajul Mati. Kami berangkat sepagi ini sebab jarak dari rumah ke pantai sekitar 3 jam perjalanan. Untuk mengganjal perut kami, ibu sudah menyiapkan roti isi telur favoritku.
Perjalanan kami tempuh menerapkan kendaraan beroda empat. Dalam kendaraan beroda empat ada saya, adik perempuanku, ayah dan ibu. Aku dan adik dilarang membawa handphone oleh ayah dan ibu supaya lebih menikmati perjalanan dan tamasya itu sendiri. Untuk menghabiskan waktu saya bermain “tebak nama berdasarkan huruf” bersama adikku yang hanya terpaut 2 tahun dariku.
Langkah pertama dalam permainan ini kami menetapkan temanya dahulu, kali itu tema yang kami pilih merupakan hewan. Berikutnya Kami minta bantuan ibu untuk menyebutkan huruf depan nama hewan yang akan kami tebak. Kalau ibu bilang huruf “M” maka saya dan adikku adu kencang dan adu banyak dalam menyebutkan nama hewan yang mempunyai awalan “M”, seperti simpanse, merak, merpati dan lainnya.
Setelah tema hewan kami mulai berganti tema menjadi nama buah, nama karakter komik, nama negara, dan lainnya. Tak jarang ayah tiba-tiba ikut menjawab meski ia bukan peserta resmi permainan. Tak ku sangka apabila permainan sesederhana ini rupanya semacam itu menyenangkan dan menghibur.
Tak terasa dua jam sudah berlalu. Kami mulai menjelang tempat perbukitan. Aku dan adik mulai memperhatikan panorama dengan seksama. Kami terpikat sebab memperhatikan hamparan sawah di bawah yang semacam itu cantik. Sayangnya saya hanya dapat menikmati panorama tersebut sebentar saja, sebab setelah itu saya pusing dan mual dampak jalan yang berkelok-liku, naik dan turun. Ibu memberikanku minyak kayu putih. Bebauannya benar-benar dapat mengurangi mual yang saya natural.
Akhirnya kami sekeluarga tiba di Pantai Bajul Mati. Pantai ini berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami langsung menuju ke gazebo kecil yang ada di beberapa lokasi pantai. Sambil menikmati angin laut, kami makan bersama dahulu. Menu kami kala itu merupakan ayam goreng dan sosis. Memang masakan ibuku rasanya enak sekali.
Aku tidak dapat stop takjub memperhatikan menawannya pantai ini. Pantai Bajul Mati memang belum terlalu familiar, sehingga belum banyak pengunjung yang datang. Tetapi pantainya masih sungguh-sungguh bersih yang membikin kami sekeluarga nyaman.
Aku dan adikku tidak sabar untuk bermain, jadi kami langsung berlari ke arah tepi pantai. Kami tidak mengindahkan perkataan ibu yang memerintah kami menerapkan sunblock secara khusus dahulu. Rasanya segar dikala air laut mengenai kaki kami.
Di tepi pantai saya menemukan ranting kayu yang panjang. Akhirnya saya ambil dan menyeretnya sepanjang perjalan. Setelah berjalan beberapa dikala kami hingga di muara, merupakan tempat pertemuan air sungai dan air laut. Kami stop dan memperhatikan ke belakang, kelihatan garis panjang di pasir hasil ranting kayu yang saya seret daritadi. Entah mengapa saya dan adikku merasa garis tersebut sungguh-sungguh keren. Berikutnya kami menetapkan untuk berenang dahulu di muara. Karena arusnya hening tidak seperti di laut.
Kami berenang sekitar 15 menitan, sebelum ayah dan ibu kami memanggil, memerintah kami ke tepi laut. Kami sekeluargapun bermain air. Saat mengajak kami duduk bersila membelakangi laut. Setelah ombak datang kami terseret ke pantai. Rasanya sungguh-sungguh mengasyikan, sebab kita tidak memperhatikan kapan ombak datang. Sementara ibu hanya bermain air di tepi pantai dan memfoto kami via kameranya.
Setelah puas bermain air, ayah mengajak kami menulis di pasir. Saat yang kami buat dikala itu merupakan “Happy Family”. Tak memperhatikan hasil potretan ibu di kameranya, rupanya bagus juga.
Tak terasa sudah jam 12 siang, sang surya sudah sungguh-sungguh terik. Saat dan ibu mengajak kami untuk membersihkan diri. Setelah bersih, kami shalat dhuhur berjamaah di mushola dekat tempat kami mandi. Acara dilanjutkan dengan menikmati bakso hangat di warung di pinggir pantai, rasanya enak sekali makan sambil memperhatikan keindahan pantai.
Setelah perjalanan pulang saya dan adik tertidur pulas. Setelah kami bangun, tahu-tahu kami sudah berada di rumah. Sungguh menyenangkan tamasya kali ini. Aku tidak sabar ke pantai lagi bersama ayah, ibu dan adik. Aku bahkan kembali tertidur hingga pagi sebab masih kecapekan.